Mengakhiri on task ke-17 dalam misi Maritime
Task Force (MTF) UNIFIL. Saat melaksanakan port visit selama empat hari di Beirut, sebanyak 100 prajurit Satgas
Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL mendapatkan kesempatan mengunjungi tempat wisata
terkenal di Lebanon, yaitu Byblos dan Jeita Grotto. Dibagi menjadi dua gelombang,
kegiatan pesiar bersama tersebut berlangsung pada hari Sabtu tanggal 23 dan Minggu
tanggal 24 Agustus 2014. Lebanon, (25/082014).
Pada
kunjungan wisata pertama, rombongan KRI Frans Kaisiepo-368 (FKO) menuju ke Byblos
dengan menggunakan bis pariwisata. Berkunjung ke Lebanon terasa tidak lengkap bila
tidak mampir ke Byblos, sebuah kota tertua di dunia yang dibangun 7000 tahun silam
oleh bangsa Phoenicia. Nama Jbail atau latinnya Byblos diambil dari nama penguasa
pertama yaitu Jobl.
Sejarah mencatat berlangsungnya
pendudukan atas Byblos secara silih berganti. Dari kota yang letaknya 36 km
sebelah utara Beirut ini biasa dijumpai sisa-sisa peninggalan berupa istana
yang dikelilingi bangunan-bangunan rumah asli penduduk kala itu. Di kota pelabuhan
ini masih tersisa sebuah Crusader Castel
dan the Chruch of Saint John yang
dibangun pada abad ke – 12, sebagai pertanda penyerbuan orang-orang Eropa kewilayah
ini pada masa perang Salib.
Setelah puas berkeliling
dan berfoto di bangunan kuno Byblos, Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F
melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata terkenal lainnya yaitu Jeita
Grotto. Merupakan nama sebuah Gua Stalactite
dan Stalacmite, tempat tersebut terletak
di kaki bukit sekitar 20 km utara Beirut. Jeita Grotto cukup menarik untuk dieksplorasi
karena dinding-dindingnya terdiri dari Kristal es yang membeku ribuan tahun lamanya.
Di atas permukaannya menjulur membentuk tombak bening, sebagian di antaranya meneteskan
Kristal air.
Sebelum memasukigua
yang menakjubkan itu, dengan membayar tiket seharga 12$ per orang, rombongan
KRI FKO-368 dapat menikmati keindahan puncak gunungdengan menggunakan kereta gantung. Setelah tiba di gua Jeita Grotto, para pengunjung sesuai peraturan
yang berlaku di tempat tersebut, tidak diperbolehkan membawa kamera maupun handphone
untuk mengambil gambar di dalam gua.
Gua besar yang sempat
menjadi kandidat the new 7 wonders of
nature ini ditemukan pertama kali pada tahun 1836 oleh seorang penjelajah Amerika
bernama Thompson dan mulai dibuka untuk umum sejak tahun 1958. Jeita mempunyai dua
obyek besar untuk dinikmati, yaitu dengan menggunakan sampan kecil. Lampu-lampu
yang ditanam di dasar sungai gua menebarkan kesan anggun dan mistis ketika
sampan-sampan melintasi di atasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar